Masalah Pernikahan Yang Dihadapi Orang Tua Baru & Cara Mengatasinya

Salah satu keputusan dan transisi terbesar dalam pernikahan adalah menjadi orang tua. Ketika memutuskan untuk memiliki anak, Anda dan pasangan mengambil langkah besar. Anda mungkin sadar bahwa segala sesuatunya mungkin tidak akan pernah sama.

Memiliki seorang anak tentu akan memengaruhi jalannya pernikahan Anda. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah tidak mengakui bahwa pernikahan mengalami perubahan dan tidak membuat rencana untuk memastikan Anda berdua bisa tetap kuat pada masa-masa awal menjadi orang tua.

Mulai memikirkannya adalah langkah penting pertama untuk melindungi diri dan pernikahan Anda. Jika dapat terus berkomunikasi secara terbuka, Anda akan berada dalam posisi yang baik untuk menyelesaikan semua masalah yang menghadang Anda, bersama-sama.

Jadi, jangan menyalahkan diri sendiri tentang berjuang dengan pernikahan Anda sebagai orang tua baru karena itu benar-benar normal. Persiapkan diri Anda untuk masalah yang mungkin muncul dan pastikan Anda menanganinya sebagai sebuah tim, bekerja sama.

Terkait dengan hal tersebut, inilah tiga masalah yang bisa dihadapi semua orang tua baru–Anda tidak sendirian.

1. Kurang tidur

Semua orang memberi tahu Anda tentang waktu tidur yang akan berkurang ketika Anda menjadi orang tua baru—dan mereka pasti tidak bercanda.

Kurang tidur dapat berdampak pada kegiatan yang Anda jalani sehingga segala sesuatu dari keterampilan kognitif dan emosi Anda dapat terpengaruhi.

Bagaimana Anda bisa mengatasi masalah ini? Selain bisa dengan tidur bergiliran atau bergantian, ketahuilah, terima, dan mengerti satu sama lain bahwa waktu tidur atau istirahat Anda kini tak akan lagi sama.

Yang terpenting, jangan marah kepada pasangan Anda jika keadaan (mengerjakan sesuatu) membutuhkan waktu yang lebih lama.

Cobalah untuk membuat diri Anda menjadi tidak mudah tersinggung. Ingatkan pasangan bahwa kurang tidur memiliki dampak. Luangkan waktu untuk berpelukan atau hubungkan kembali dan coba ingat bahwa lupa untuk “mengemas set tisu tambahan” tidak sebanding dengan pertikaian yang bisa terjadi.

2. Kurangnya berhubungan

Sangat umum jika kehidupan seks benar-benar berubah setelah Anda atau pasangan Anda melahirkan. Ada periode 4-6 minggu setelah melahirkan di mana dokter menganjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks.

Penting bagi Anda untuk menemukan cara mempertahankan keintiman di antara Anda dan pasangan. Dalam beberapa kasus, itu mungkin berarti melakukan “pemeliharaan seks” untuk menjaga hubungan.
Namun, jika itu bukan gaya Anda, fokuslah pada keintiman fisik dengan cara lain: memeluk, mencium, dan bahkan berpelukan di sofa.

Jika salah satu dari Anda menginginkan seks dan yang lainnya tidak, pastikan Anda tidak membiarkannya menjadi “perang dingin”, di mana Anda tidak berbicara tentang masalah ini dan kebencian perlahan terbentuk.

Sering-seringlah memeriksa perasaan Anda berdua dan apakah ada yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki situasi. Jadi, tetaplah berkomunikasi.

3. Kurangnya waktu yang berkualitas

Kurangnya waktu yang berkualitas dapat Anda alami sebagai orang tua baru, berbeda dengan yang Anda dapatkan ketika masih berdua dengan pasangan.

Fakta bahwa Anda sekarang memiliki tanggung jawab baru (seorang anak) bisa membuat waktu, energi, dan semua pikiran Anda sekarang saling menjauh. Itu bisa membuat jarak nyata.

Karena itu, jika Anda merasa berjuang dari kekurangan waktu yang berkualitas, hal pertama yang harus dilakukan adalah ingat bahwa Anda berdua berada di tim yang sama.

Anda berdua fokus untuk menjaga kegembiraan ini (memiliki anak) tetap hidup dan bahagia dan sehat, jadi Anda bekerja bersama.

Lalu, jujurlah tentang jarak yang Anda rasakan antara Anda berdua. Meskipun Anda mungkin tergoda untuk tidur sesekali, sadarilah bahwa kadang-kadang lebih baik meringkuk di sofa dan menonton TV bersama.

Faktanya, memiliki seorang anak mengubah jalannya pernikahan. Jika siap dengan perubahan itu, Anda akan berada di posisi yang lebih kuat untuk menjaga pernikahan tetap harmonis.

Hadirnya seorang anak dapat membuat pernikahan menjadi lebih hidup, berwarna, dan tentu saja bisa menambah kebahagiaan dan keberkahan.

Di atas semua itu, jaga komunikasi tetap hidup karena itu akan membuat Anda melewati segala hal lainnya dengan lebih baik.

 

Baca Juga : Dari Berkencan Hingga Jadi Anak-anak Lagi, Ini 5 Resolusi Yang Bisa Anda Terapkan Dengan Pasangan

Posting Komentar

0 Komentar