Pre-Marriage Syndrome

Apakah kamu salah satu diantaranya yang sedang merasakan kekhawatiran menjelang pernikahan bagi calon pengantin atau lebih dikenal dengan pre marriage syndrome. Pre marriage syndrome ini biasanya dirasakan oleh calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan. Sindrom yang dirasa seperti rasa kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan datangnya hari pernikahan atau bisa juga setelah menikah. Kepanikan – kepanikan seperti ini yang biasanya membuat pikiran negatif mulai muncul di pikiran dan kalau dibiarkan malah bahaya untuk hubungan kamu dan pasangan.

Jika kamu sedang mengalami fase kekhawatiran menjelang pernikahan ini, jangan langsung panik dulu. Untuk membantu meredakan banyak kekhawatiran tersebut, Metta Invitation akan membantu mengulasnya untuk kamu.

Hari spesial yang akan dikenang seumur hidup akan menjadi hari paling bahagia untuk kamu dan pasangan. Di hari yang sebentar lagi akan kamu jalani tersebut sebaiknya jangan dikacaukan dengan pikiran – pikiran negatif.

Sebenarnya  kekhawatiran menjelang pernikahan yang berlebih atau pre marriage syndrome banyak sekali di alami oleh calon pengantin, jadi bisa dibilang kamu tidak perlu merasa aneh sendiri dengan sikapmu yang tiba – tiba berubah. Namun jika dibiarkan bisa mengancam kelancaran pernikahanmu nantinya, ngga mau kan semua yang sudah kamu impikan sejak dulu hilang begitu saja akibat terus memikirkan ini.

Pre marriage syndrome yang biasanya sering terjadi adalah permasalahan seperti berikut ini :

Menjadi tidak yakin dengan pasanganmu

Hari yang semakin dekat namun kamu malah merasakan hal aneh seperti tiba – tiba bertanya apakah pasanganmu adalah calon yang tepat atau tidak untuk mendampingimu seumur hidup. Sadar bahwa pernikahan bukanlah seperti hubungan pacaran yang bisa putus sambung biasanya calon pengantin menjadi tersadar apakah ia menjadi pilihan yang terbaik?

Hhhmmm… banyak sekali wanita yang tiba – tiba berpikir seperti ini padahal pernikahan tinggal beberapa hari. Namun tenang saja kekhawatiran menjelang pernikahan seperti ini harus kamu yakini dengan pilihan yang sudah kamu pilih. Coba ingat lagi deh masa – masa pacaran atau masa kalian saling jatuh cinta diawal, kemudian ingat kembali apakah alasan kamu untuk berani menerimanya sebagai pasangan.

Untuk persoalan ia orang yang tepat atau tidak tentunya harus dibuktikan dengan perjalanan kehidupan kalian nantinya. Dan ingat bahwa pernikahan menjadikan kalian menjadi satu, sehingga keberhasilan dan keharmonisan merupakan usaha berdua. Jadi jangan hanya berpikir apakah dia bisa menjadi yang terbaik atau tidak. Namun apakah dirimu sudah menjadi yang terbaik atau belum.

Dihantui ketakutan akan masa depan

Sindrom kekhawatiran menjelang pernikahan lainnya adalah bayang – bayang masa depan. Seperti kamu bertanya – tanya “apakah kelak bisa memiliki masa depan yang baik dengannya, atau malah sebaliknya”. Kemudian pertanyaan seperti “apakah pasanganmu bisa menafkahi keluarga tanpa kekurangan?” “Bagaimana menjalani hari – hari hanya dengan berdua tanpa kendali lagi dari kedua orangtua?” Pertanyaan akan berbagai kaitan masa depan menjadi momok yang menghantui. Kamu tidak perlu khawatir untuk itu, karena masa depan memang selalu menjadi rahasia yang harus diperjuangkan oleh setiap orang. Malah seharusnya dengan hidup berdua beban yang biasanya dipikirkan sendiri namun  akan lebih ringan karena dikerjakan berdua. So makeup your mind guys.

Takut tidak bahagia

Sering mendengar cerita dari teman yang sudah menikah juga bisa menjadi momok kekhawatiran menjelang pernikahan yang menakutkan juga. Cerita pernikahan yang kamu dengar sana –sini ternyata tidak seperti cerita di dongeng yang penuh dengan happy ending. Kemudian muncul pikiran negatif dan kekhawatiran menjelang pernikahan seperti perceraian yang bisa saja terjadi akibat tidak merasa bahagia.

Well, Cerita pengalaman pernikahan yang sering kamu dengar boleh saja menjadi pelajaran, namun bukan menjadi patokan atau penentu kebahagiaan rumah tangga kamu kelak kan. Jadi jauhi deh pikiran negatif tersebut dan mulailah untuk ciptakan kebahagian kalian berdua. Karena setiap pasangan memiliki rumus kebahagiaan masing – masing dan hanya kalian berdualah yang tau cara menemukannya. So stop compare your happiness with others.

Khawatir tidak cocok dengan mertua

Yes! mertua. Ini biasanya yang paling sering menjadi kekhawatiran menjelang pernikahan dan dikeluhkan oleh banyak calon pengantin nih. Menerima keluarga calon suami menjadi seperti keluarga sendiri mau tidak mau harus kamu lakukan. Akan tetapi gimana caranya jika mertua mu bukan tipe yang easy going seperti galak, bawel, dan penuh aturan.

Mertua harus dijadikan seperti orangtua sendiri, namun nyatanya banyak pasangan yang merasa tidak seperti itu. Jika kamu bukan termasuk orang yang luwes untuk bisa langsung membaur dengan keluarga calon mu it’s okay kok. Kamu cukup komunikasikan dengan si dia akan kekhawatiran mu itu. Jangan ragu untuk mengatakan kepadanya jika kamu membutuhkan bantuannya untuk bisa membaur dengan keluarganya.

Tipsnya adalah biasakan untuk rileks dan tidak terlalu kaku juga malu dihadapan keluarganya. Kemudian cari tahu apa yang menjadi kesukaan mertuamu dan tidak ada salahnya untuk meluangkan waktu bersama untuk membuatmu mengenal sang mertua lebih dekat. Karena hubungan secara emosi juga harus kamu bangun untuk mendapatkan rasa nyaman tersebut. Tidak perlu terlalu memikirkan ketakutan akan ini itu, cukup lakukan saja dengan tulus secara perlahan dijamin hubungan kamu dan mertua akan lebih baik.

Cemas akan beban menjadi seorang istri dan ibu

Siapa diantara kamu yang merasa kekhawatiran menjelang pernikahan seperti ini, hayo ngakuuu. Perasaan cemas setelah menikah akan terkekang oleh suami kemudian harus mengerjakan segala kewajiban istri mengurus rumah, suami, dan belum lagi anak dikemudian hari rasanya akan kehilangan banyak waktu untuk me time atau bisa berkumpul dengan teman – teman seperti dulu sebelum menikah.

Jangan buru – buru membayangkan seperti itu. Karena nyatanya ngga seburuk itu kok. Malah sekarang lagi tren ‘mahmud’ alias mamah muda. Dimana wanita muda bisa tampil kece walaupun harus mengurus anak dan suami. Jadi kamu ngga perlu khawatir akan bayang – bayang itu. Karena sebenarnya ini hanya masalah belajar beradaptasi untuk mengatur waktu yang tepat.

 

Baca Juga : Dilema Menjelang Pernikahan

Posting Komentar

0 Komentar